Tidak lama lagi kita akan kedatangan tamu yang mulia lagi terhormat,
bulan Ramadhan yang
senantiasa dirindukan kedatangannya dan disayangkan kepergiannya.
Bulan yang datang dengan berjuta berkah dan magfirah yang akan
membersihkan noda-noda dalam jiwa sang pendosa. Ramadhan adalah kekasih
hati, ia bagaikan darah segar yang membangkitkan kembali semangat yang
mulai mengendor,ia ibarat oase di tengah padang sahara pelepas dahaga
bagi sang pengembara di bawah teriknya sang mentari. Hanya orang fasik
dan zhalim yang mengabaikan kehadiran bulan Ramadhan,bahkan mereka
mencela,membenci, dan menganggapnya sebagai penjara jiwa yang mengekang
hawa nafsu yang senantiasa diperturutkannya.
Namun demikian kita tetap bersyukur, masih banyak kaum muslimin yang
melaksanakan puasa, meski harus kita akui dengan jujur bahwa masih
banyak pula diantara mereka yang menyambut dan mengisi hari-harinya di
bulan Ramadhan dengan penyimpangan-penyimpangan dari apa yang
disyariatkan oleh Allah diantaranya ada yang menyambutnya
dengan pesta, pawai-pawai, bahkan di-antara mereka ada yang
mempersiapkan acara begadang yang diisi dengan hal-hal yang tidak
bermanfaat bahkan menjurus kepada kemaksiatan. Sehingga benarlah apa
yang disinyalir oleh Rasulullah dalam sabda beliau :
“Betapa banyak orang yang berpuasa bagian yang ia dapatkan (hanyalah) lapar dan dahaga” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Oleh karena itu sebagai seorang muslim hendaklah mengetahui hal-hal
yang perlu dilakukan di dalam menyambut bulan suci Ramadhan serta
amalan-amalan yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Bagaimana Kita Menyambut Bulan Ramadhan
1. Memperbanyak do’a kepada Allah
Adalah merupakan kebiasaan bagi para generasi yang shalih pendahulu kita
dengan memperbanyak do’a sebelum masuknya bulan Ramad-han, sehingga
diriwayatkan diantara me-reka ada yang memohon kepada Allah agar
dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan sejak 6 bulan sebelumnya.
Mereka juga memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan dan
pertolongan di dalam melaksanakan ibadah-ibadah di dalamnya seperti
puasa, qiyamul lail, sedekah dan sebagainya.
2. Bersuci dan membersihkan diri
Yaitu kebersihan yang bersifat maknawi seperti taubat nasuha dari segala
dosa dan maksiat. Pantaskah kita me-nyambut tamu yang agung dan mulia
dengan keadaan yang kotor?, Pantaskah kita menyambut bulan Ramadhan yang
dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya dengan gelimangan dosa?, Bagaimana
kita ber-puasa sedangkan shalat masih sering kita lalaikan ? yang mana
meninggalkannya merupakan sebuah kekufuran. Bagaima-na kita menahan diri
dari segala yang mubah (makan dan minum) kemudian berbuka dengan
sesuatu yang haram ? yang merupakan hasil riba, suap dan harta haram
lainnya. Bagaimana kita ber-harap puasa kita dapat diterima sedang-kan
kita dalam keadaan seperti ini. Renungilah sabda Rasulullah
“Barangsiapa yang tidak meninggal-kan perkataan dusta dan beramal
dengannya maka tidak ada bagi Allah kepentingan terhadap puasa (yang
sekedar meninggalkan makan dan minum)” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu sebelum pintu taubat tertutup, sebelum matahai terbit
dari sebelah barat, sebelum nyawa sampai di tenggorokan maka
bersegeralah bertau-bat dengan taubat yang sebenar-benarnya. Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya…” (QS. At Tahrim:8)
3. Mempersiapkan jiwa
Yaitu dengan memperbanyak amal-amal shalih pada bulan Sya’ban karena
pada bulan ini bulan diangkatnya amalan-amalan pada Allah. Sebagaimana
hadits Usamah bin Zaid yang diriwa-yatkan oleh Imam An Nasa’i dan Ibnu
Khuzaimah yang dihasankan oleh Syaikh Al Albani bahwasanya Rasulullah berpuasa sepanjang bulan Sya’ban atau beliau
memperbanyak puasa di dalamnya kecuali hanya beberapa hari saja beliau
tidak melakukannya.
4. Bertafaqquh (mempelajari) hukum-hukum puasa dan mengenal petunjuk Nabi
Sebelum memasuki puasa seperti mempelajari syarat-syarat diterimanya
puasa, hal-hal yang mem-batalkannya, hukum berpuasa di hari syak
(meragukan), perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dan dilarang bagi yang
berpuasa, adab-adab dan sunnah-sunnah berpuasa, hukum-hukum shalat
tarawih, hukum-hukum yang berkaitan dengan orang yang memiliki udzur
seperti me-ngadakan perjalanan, sakit, hukum-hukum yang berkaitan dengan
zakat fitri dan lain-lain. Maka hendaknya kita ber-ilmu sebelum
memahami dan mengamal-kannya. Sebagaimana firman Allah :
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguh-nya tidak ada sesembahan yang
berhak untuk disembah melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu
dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan termpat tinggalmu” (QS. Muhammad :19)
Didalam ayat ini Allah mendahulukan perintah berilmu sebelum berkata dan berbuat.
5. Mengatur sebaik-baiknya program di bulan Ramadhan.
Bila seorang tamu yang agung datang berkunjung ke rumah kita kemudian
kita menyambutnya dengan baik tentu kita akan mendapatkan pujian serta
balasan dari tamu tersebut, begitu pula dengan bulan Ramadhan yang
datang dengan membawa berbagai macam keutamaan. Jika kita menyambutnya
dengan persia-pan serta program-program untuk tamu agung ini tentu kita
akan mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut.
Maka dari itu hendaklah kita mengisi bulan suci ini dengan
memperbanyak iba-dah shalat sunnat, membaca Al Qur’an, memperbanyak
tasbih, tahmid, takbir dan istighfar dan lebih peduli kepada nasib orang
fakir dan miskin, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali
silaturrahmi, memuliakan tamu, men-jenguk orang sakit dan ibadah-ibadah
lain yang semisal dengan itu guna meraih gelaran mulia dari Allah, yaitu
“Taqwa” dimana ia merupakan simbol sejati bagi hamba-hamba Allah yang
senantiasa mengikhlaskan hati dan memurnikan iman yang terpatri lewat
amalan ibadah yang relevan dengan hukum syar’i.
Keutamaan Puasa Ramadhan
Berpuasa di bulan Ramadhan selain ia suatu kewajiban individu bagi yang
memenuhi syarat, namun ia juga me-nyimpan banyak keutamaan di balik
semua itu, diantaranya :
1. Puasa adalah rahasia antara hamba dengan Tuhannya. Dan Allah-lah
yang akan memberikan balasannya. Dalam hadits qudsi Allah berfirman :
“Tidaklah seorang anak Adam melakukan suatu amalan kebaikan,
kecuali akan dituliskan baginya sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat
(pahala) kebaikan.
Allah berfirm
an : “Kecuali puasa maka
sungguh puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang me-nentukan ganjaran
(pahala)nya” (HR. An Nasaa’i)
Imam An Nawawi berkata:
“Dikatakan (bahwasanya Allah sendiri yang akan memberikan pahala
orang berpuasa) karena puasa adalah bentuk ibadah yang tersembunyi yang
jauh dari perbuatan riya’, hal ini berbeda dengan ibadah shalat, hajji,
berjihad, shadaqah dan amalan-amalan ibadah yang zhahir (tampak)
lainnya” (Lihat Syarh Shahih Muslim 8:271)
2. Bagi orang-orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembira-an,
kegembiraan ketika ia berbuka dan kegembiraan ketika ia menemui
Rabb-nya, Rasulullah bersabda :
“Bagi orang yang berpuasa dua kegembiraan, kegembiraan ketika ia berbuka serta kegembiraan ketika ia menemui Rabbnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Pengampunan dosa
Seorang hamba yang berpuasa dan melakukan amal ibadah lainnya karena
iman dan mengharap ridha Allah maka dosa-dosanya yang telah lalu akan
diam-puni oleh Allah. Rasulullah
bersabda :
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, diampuni dosa-dosa nya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada
aroma misk (minyak wangi). Rasulullah bersabda :
“Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada aroma misk (minyak wangi)” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Terdapat waktu yang mustajab.
Bagi yang berpuasa ada waktu, yang mana apabila ia berdo’a pada waktu
tersebut, maka do’a itu tidak tertolak, sebagaimana sabda Rasulullah :
“Sesungguhnya orang-orang yang berpuasa pada saat berbuka mempunyai waktu dimana do’anya tidak tertolak” (HR. Ibnu Majah)
Ya Allah kami rindu dengan bulan Ramadhan, maka pertemukanlah kami
dengannya dan berilah kami kekuatan untuk beribadah didalamnya
sebagai-mana yang Engkau cintai dan ridhai.(Al Fikrah)
-Harman Tajang-
sumber : wahdah.or.id