Sunday, December 30, 2012

Beri ruang dan waktu untuk anak - anak kita



Jangan rampas keceriaan anak - anak kita dengan berbagai hal sebetulnya kurang mereka butuhkan....


Saya sering mengernyitkan dahi jika ada seorang berkata dengan bangganya anakku setiap hari les ini itu, tiap minggu latihan ini itu dan bla bla bla... Mereka berpendapat semakin anak menguasai banyak hal, maka semakin 'istimewa' dimata mereka. Kita kadang tidak sadar, demi "ego" orang tua anak di korbankan. Dengan alasan agar anak menjadi bisa dalam beberapa hal, kita telah mengorbankan waktu bermain mereka. 

Secara alami, masa anak - anak adalah masa bermain. Tinggal kita sebagai orang tua sebisa mungkin mengarahkan saat bermain mereka itu menjadi sesuatu yang bersifat edukatif yang menyenangkan. Sehingga anak - anak kita tidak kehilangan masa kecil mereka. Maka jangan salah jika ada sebutan "masa kecil kurang puas" yang di tujukan kepada orang - orang dewasa yang masih suka berpola fikir seperti anak - anak :D

Yang terakhir, sekali lagi beri ruang dan waktu bagi anak - anak kita untuk menikmati masa kecilnya, dan tentunya dampingi mereka untuk selalu belajar meskipun sambil bermain. Sebagai orang tua tentunya kita berharap yang terbaik untuk mereka. Jadi ingat sebuah status yang di tulis oleh Gus Mus (KH Mustofa Bisri) kurang lebih seperti ini "Aku tidak menuntuk kepada anak - anakku untuk sekolah dan menjadi orang pinter, bahkan ketika salah satunya tidak mau sekolah TK pun aku biarkan. Aku hanya mengajak dan membinbing mereka untuk selalu belajar"

Friday, December 21, 2012

Prespektif tentang TUAH sebuah PUSAKA

Membahas tentang ISOTERI atau yang biasa kita sebut dengan TUAH atau juga daya / kekuatan sebilah Tosan Aji sangat bergantung dari persepsi serta pola fikir dari tiap individu. Ada ulasan yang sangat menarik dan cocok dengan pendapat saya tentang ISOTERI Pusaka oleh sahabat saya, silahkan di simak serta di nikmati...

Mungkin ada perbedaan paradigma antara anda dan Kudi Mas Banjarnegara tentang Pemahaman Isoteri dalam sebuah Tosan Aji 

Bahwa isi atau Isoteri dalam sebilah keris adalah wewarah dan piwulang yang tercantum dalam sebilah keris, karena keris merupakan sebuah manifestasi dari sebuah wewarah tentang kehidupan, juga disebut ilmu hidup artinya keris merupakan sebuah arahan sejati sebagai manusia yang utuh, tangguh serta sepuh. 


Secara ilmiah isi keris merupakan manifestasi do'a yang dilantunkan para Empu sejalan dengan permintaan pemesan, do'a itu diamalkan dengan mati raga, puasa, membersihkan diri, bahkan tidak berbicara selama membuat keris ( tapa bisu ), memang aneh menempa keris tanpa berkomunikasi lantas bagaimana komunikasi dengan panjak atau pembantunya, Komunikasi dengan panjak dilakukan dengan bunyi palu yang dipegang Empu selama membuat keris, empu seolah bertapa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar do'anya dikabulkan dan diberi daya kekuatan yang berujud bilah, perwujudan do'a itu tergores dalam pomor yang muncul, dapur atau model dari keris yang dibentuk. Meskipun bentuk keris merupakan pesanan pemesan, tetapi hal tersebut sudah diselaraskan dengan naptu atau tanggal kelahiran pemesan yang dihitung secara cermat oleh Sang Empu , oleh empu do'a itu diwujudkan dalam bentuk pamor yang tergurat indah, misalnya keris Jangkung dengan pamor Udan Mas yang mempunyai harapan agar siempunya keris mendapatkan perlindungan sekaligus mendapatkan rejeki yang berlimpah. 


Atau contoh lain Keris dapur Jangkung Mangkunagoro artinya si empunya keris diharapkan mampu atau kuat mengemban tugas sebagai Pemimpin Kerajaan atau Negara dengan Lindungan ( jinangkungan ) Tuhan YME. 


Kalau keris bertuah seperti itu dikoleksi masa sekarang tentu ada tuntutan terhadap kolektor yakni perilaku penyimpanan apakah selaras dengan laku yang diharapkan ketika keris dibuat, ada syarat khusus yang dituntut agar keris mempunyai daya kekuatan, bukan sesaji dalam arti tkhayul tetapi sesaji hidup yakni niat dari siempunya keris untuk mau menyebar keharuman disertai dengan laku Utama. 


Laku yang umum dalam pergaulan sehari hari adalah semangat untuk menyebar ganda arum dengan "TYA MANIS KANG MANTESI" hati yang baik menjadi dasar kehidupan "RUMING WICARA KANG NERANANI" cara berbicara yang mengesankan dan tidak menyakiti orang lain 'SINEMBAH LAKU UTAMA' jadi teladan kehidupan yang baik, isi atau Isoteri seperti ini tidak saja menumbuhkan kekuatan hati yang dahsyat, tetapi juga menumbuhkan kekuatan alam yang maha hebat.


Di copy dari Tulisan sahabat saya  Anax Lanang..... 

Thursday, December 20, 2012

Upacara pasang SOKO GURU

Upacara Adat mendirikan rumah dan memasang pondasi yang biasa di sebut dengan PASANG CUNCIT DAN SOKO GURU. Acara ini di laksanakan sebagai simbol permohonan kepada Tuhan agar rumah yang di tempati nantinya membawa kebaikan bagi penghuninya.

Seperti yang kita ketahui, masyarakat Nusantara da;am hal ini Jawa sangat erat dengan budaya simbol. Maka banyak kita jumpai beberapa aspek kehidupan serta permohonan do'a tidak hanya di ucapkan dalam bentuk IKRAR, tetapi juga di wujudkan dalam bentuk - bentuk simbol.

Seperti halnya dalam pelaksanaan upacara PASANG CUNCIT DAN SOKO GURU ini. Adanya beberapa kelengkapan yang menyertai pelaksanaannya mencerminkan do'a serta pengharapan dari si pemilik rumah agar kelak rumah yang di tempatinya bisa membawa kebaikan bagi seluruh penghuninya. Hal ini di simboliskan dengan di buatnya beberapa kelengkapan antara lain : Kendi berisi air , sajen, cok bakal, kain merah dan putih, Ketupat dan lepet, kayu dhadap srep, daun - daunan (daun alang2, daun maja, daun juwet & daun pohon Elo), padi dan jagung, bunga setaman, serta paku emas.

Beberapa kelengkapan tersebut mempunyai makna tersendiri dan tentunya adalah sebuah pengharapan yang baik kepada Tuhan YME agar keselamatan, kesejahteraan serta kedamaian hidup berkeluarga tercurahkan bagi penghuni rumah tersebut.

Kegiatan tersebut di laksanakan secara gotong royong oleh tetangga serta kerabat pemilik rumah dan di akhiri dengan acara selamatan / kenduri sebagai wujud rasa syukur kupada Tuhan YME, atas limpahan rizki serta berkah, semoga rumah ini senantiasa di karuniai keberkahan dan membawa kedamaian, kebahagiaan serta jalan ke suksesan dunia akhirat bagi kami yang menempati, Amiin...



Adapun beberapa kelengkapan yang di perlukan adalah :

- Sajen
Berisi : Pisang Raja, Kelapa, Beras, Gula kelapa, Bunga telon & Kinangan.

Yang merupakan simbolis Hormat kepada Leluhur, kita ada karena leluhur.....





- Cok Bakal
Berisi : Telur ayam kampung. Bunga, Air tape (badek), Kendi, Kaca & sisir, Rempah2 (mewakili pala pendhem, pala gumantung & pala kasimpar), Jenang merah - putih, Tumpeng kecil (buceng) & Kinangan.

Yang mewakilkan Hormat kita kepada Bhumi dimana kita berpijak, dilahirkan dan kemudia MATI.....
 



 - Kembang setaman.
Berisi : Beras kuning, Bunga mawar merah - putih, kenanga, kanthil dan gadhing, Daun pandhan, daun puring, daun andhong, janur kuning, tunas pisang raja & telur.

Merupakan perlambang Selamat dan sejahtera...







- CANGKLONG : Terbuat dari bambu jawa sepasang berisi air putih dan air tape ( badek ).

- PENDHEMAN : Terbuat dari ikatan daun alang - alang, juwet, Lo, Dhadap srep & daun Maja.

- Pepes Katul : Terbuat dari bekatul di pepes.

- Kayu dhadap srep.

******

Cangklong, pendheman dan pepes katul di tanam di bawah pondasi soko guru. Yang melambangkan Cangklong, agar rumahnya berdiri kokoh

Pendheman agar rumah Asrep/ dingin, pemiliknya tidak was sumelang / khawatir, agar pemilik rumat di lepaskan dari masalah yang ruwet / rumit, dan rumah menjadi teguh seperti baja.

Pepes katul, dengan perlambang agar rumah menjadi elastis (mentul),hahahahahaa,,... (terus terang ini saya bingung mengungkapkannya, karena yang saya dapat menurut penuturan sesepuh ya seperti itu)

Kayu dhadap srep di tanam terbalik, agar rumah hawanya terasa asrep / dingin dan segar..
 
 
- Padi, jagung dan kain merah - putih.
 
 Padi & Jagung, di gantung di 4 penjuru soko guru. Merupakan Harapan kemakmuran bagi penghuninya.

Kain merah Ditanam untuk menutupi cok bakal, bersama kendi dan kayu dhadap srep, sebagai perlambang Ibu pertiwi..

KainPutih di gunakan untuk membungkus Pertengahan kayu bubungan (cuncit) sebagai oerlambang Bapa Angkasa..
 
 
- Jadah, Kendhi & Dhamar (lampu minyak)

***
Jadah, di sajikan kepada kerabat saat bergotong royong mendirikan tiang soko guru serta pasang pondasi. Melambangkan persaudaraan yang erat....

Kendi berisi air penuh, di tanam bersamaan cok bakal dan kayu dhadap srep, dengan harapan bahwa air adalah sumber kehidupan. Untuk itu semuga penghuni rumah ini selalu tercukupi kebutuhan hidupnya, atas berkat Tuhan YME.

Dhamar / lampu minyak, secara harfiah arti dan harapan sudah tersirat secara jelas oleh lampu tersebut, hwehehehehehee.....
 
- Paku Emas.
Di tancapkan tepat di tengah2 kayu bubungan rumah (cuncit). Dengah harapan rumah terlihat kokoh, berwibawa serta penghuninga merasa nyaman..








- Ketupat & lepet.
Melambangkan rasa hormat kita kepada leluhur, serta rasa hormat kita kepada 4 penjuru mata angin...







PROSESI....

Tengah - tengah rumah (pancer) di tanami Cok Bakal, kendi & Kayu awar - awar.
Kemudian di lanjutkan dengan 'pasrah' (IKRAR) memohon kepada Tuhan YME agar rumah yang akan di bangun kelak membawa kebaikan, keberkah serta kemakmuran bagi penghuninya.


 
Memasang PAKU EMAS (terbuat dari emas beneran) dengan harapan agar rumah yang di tempati bisa kelihatan indah berwibawa meskipun sederhana, dan menyenangkan bagi siapa saya yang berada dalam rumah tersebut...

Memecah telur ayam  di atas kayu CUNCIT (Kayu utama untuk bubungan rumah). Makna simbolik bahwa keinginan sudah terlaksana (wes pecah ndog'e) kabul gegayuhane...

Dengan makna lain bahwa rumah merupakan tempat cika bakal wiji (bibit) hidup, semoga apa dan siapa yang terlahir dari rumah ini bisa menjadi wiji urip kan migunani....

Menyiram kembang setaman di atas kayu, dengan harapan bahwa rumah yang akan di bangun membawa keselamatan, keberkah dan kemakmuran bagi penghuninya....

Ibu rumah (istri pemilik rumah) melangkahi kayu CUNCIT (Kayu utama untuk bubungan rumah) dengan harapan bahwa, rumah yang akan di bagun kelak adalah milikmu, anggaplah dia sebagai 'suami ke-2'mu...

Jaga, rawat dan sayangi dia, dan jika suamimu bepergian tetaplah berada di'dalam' rumahmu....

GOTONG ROYONG adalah ciri khas masyarakat pedesaan yang masih lestari.

 
- oOo -